Kepergian Cecilia Putty Vickend karena kanker lidah, masih meninggalkan duka yang mendalam bagi lingkaran terdekatnya. Cecil, demikian ia biasa disapa, dikenal sebagai pribadi baik yang gemar terlibat dalam kegiatan sosial. Bahkan kurang dari dua bulan sebelum meninggal, Cecilia masih sempat berbagi pengalaman tentang perjuangannya melawan kanker lidah di laman blog.rumahkanker.com pada 27 Oktober 2012 lalu., yang bisa dibacadalam tautan berikut.
Dalam tulisannya tersebut, Cecilia menjelaskan bahwa awalnya ia dan keluarga tak pernah menduga, ‘sakit sariawan’ yang tak kunjung sembuh selama dua tahun, adalah gejala kanker lidah. Beberapa dokter yang ditemui pun menyatakan bahwa in hanyalah sariawan biasa. Cecil sempat memutuskan untuk menjalani biopsi (pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium, di antaranya bertujuan untuk mendeteksi penyakit). Namun, sekali lagi kesimpulannya hanyalah luka menahun.
Sebulan setelah biopsi, Cecilia mengalami vertigo parah sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Dari sanalah, kemudian ia dirujuk untuk melakukan biopsi ke dokter onkologi (spesialis kanker). Setelah memastikan bahwa Cecilia menderita kanker lidah, dokter tersebut menawarkan 2 opsi, yaitu (1) dibiopsi lantas dioperasi ataukah (2) dibiopsi saja. Pilihan jatuh pada opsi kedua. Hasilnya, ternyata kanker lidah tersebut tergolong ganas. Di sinilah Cecil berpesan kepada para penderita kanker lidah stadium awal, jika masih bisa dioperasi, sebaiknya melakukan operasi saja.
Banyak upaya yang dilakukan Cecilia untuk mengatasi kanker lidahnya. Namun, Tuhan berkehendak lain. Ia meninggal pada Rabu, 26 Desember 2012 lalu. Satu pesan Cecil yang melekat dalam ingatan di blog.rumahkanker.com, adalah ajakan dan semangat yang diberikannya kepada para pengidap kanker untuk terus berjuang.
