Artikel Cerita Lucu Kocak Gokil

Dibyo Jaga Traffic Light
Suatu malam Dibyo ketika masih di Akademi Kepolisian di Candi, di pinggiran Semarang, mendapat tugas praktek lapangan untuk pertama kalinya diantar seorang sersan pelatih memasuki kota Semarang. Mereka sampai di sebelah tempat dekat perempatan jalan.

“Nah, kau lihat lampu merah itu? Kau bertugas di sana,” ujar sang sersan sambil menunjuk Trafic Light yang sedang menyala merah di perempatan jalan.

Semalaman taruna Dibyo tidak pulang-pulang. Sehari kemudian ia muncul dan langsung menghadap sang sersan pelatih.

“Ke mana saja engkau?” hardik sang sersan.

“Siap! Ke Solo, lalu balik kembali,” jawab Dibyo tenang tetapi tegas, ” ternyata lampu merah itu lampu belakang sebuah truck. Laporan selesai!”

Si Dia Ogah
Kejadiannya di salah sebuah sekolah di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan: Lisa, yang anggun dan cantik, keluar dari halaman sekolah. Berjalan kaki. Tidak lama kemudian sebuah mobil sedan warna merah tampak menyusul. Di belakang setir tampak seorang priya setengah baya, memakai safari abu-abu, dan memakai kacamata hitam.

“Naik sini, deh … Kok jalan kaki, Dik,” kepada Lisa dengan nada membujuk …

Tapi Si Lisa seperti tak peduli, jalan terus, dan kemudian mencegat bis kota.


Esok harinya adegan yang sama terjadi, ketika sekolah usai. Si Lisa berjalan, dan mobil sedan merah yang rupanya sudah menunggu itu, menyusul. Kembali si pria setengah baya membuka kaca jendela, dan membujuk Lisa masuk.

“Naik sini, deh, ada minuman di mobil, lho …”

Tapi kembali Lisa diam, dan jalan terus. Kejadian ini berulang sampai tiga kali. Karena ingin tahu, seorang temannya, mendatangi Lisa dan bertanya apakah Lisa kenal oom-oom berbaju safari dalam mobil sedan merah itu.

Jawab Lisa: “Tentu, dong. Itu ‘kan bokap gua.”

“Lho diajak bokap naik mobil kok nggak mau? Emangnya lu marahan ama bokap lu?”

Lisa: “Ah, marahan sih nggak. Cuma gua ogah naik mobil Timor.

Uang Lebih Penting
Seorang anggota ABRI berpangkat kopral berpakaian preman tengah berjalan sendirian di jalan yang gelap dan sepi oleh dua pria berpistol.

“Saya tidak main-main,” kata salah satu pria sambil mengancam.

“Serahkan uangmu, atau otakmu kubuat berhamburan.”

“Silakan tembak dan buat otak saya berhamburan,” sambut si kopral. “Sebagai anggota ABRI saya tak memerlukan otak; saya lebih butuh uang untuk hidup.

Related Posts:
Thank you for your visit. Support Pisbon™

Post a Comment

Maaf spam dan link promosi yang kelewatan masuk spam... makasih dan sekali lagi maaf